Running Text

Kalau ada orang yang bilang "jujur saya katakan" atau "kalau boleh jujur", maka kemungkinan besar orang itu terbiasa dengan ketidakjujuran (pembohong)

Aku di GPIB

Berikut akan saya informasikan mengenai pengalaman saya dalam berorganisasi, agar pembaca puas dan terpenuhi hasratnya tentang saya.

Saya memulai pengalaman berorganisasi di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat, atau singkatnya GPIB. Organisasi GPIB merupakan denominasi Kristen ternama di Indonesia, masih seazas dengan GMIM, dan lain sebagainya. Saya mulai bergabung aktif ketika mengikuti pendidikan katekisasi pada tahun 2006 di GPIB Jemaat Syaloom Balikpapan, lulus dan mengikuti peneguhan sidi pada tahun 2007.

Setahun berikutnya, pada tahun 2008 saya terpilih sebagai Wakil Ketua Gerakan Pemuda GPIB Syaloom. Saat itu, Gerakan Pemuda merupakan kesatuan unit dari Bidang Pelayanan Kategorial (BPK), yang saat ini sudah berubah mejadi Pelayanan Kategorial (Pelkat). Sebelum tahun pertama berakhir, aku mengemban jabatan ketua yang ditinggalkan Basta karena pekerjaan di Samarinda. Tidak hanya itu, setelah sempat kembali di tahun berikutnya, Basta pun kembali ditugaskan ke Pematang Siantar, lagi-lagi aku yang memegang peran ketua.

Kuakui, inilah wajan di mana aku diaduk oleh sutil dalam keadaan yang super panas di atas kompor, tempatku ditempa, dibentuk berdasarkan kemerdekaanku. Pada tahun pertama sebelum Basta pindah ke Samarinda, kami didelegasikan untuk mengikuti Bina Pengurus di Makassar untuk wilayah Regional IV GPIB. Dalam GPIB, ada 5 tingkatan pembinaan pemuda pada masanya, yaitu Bina Dasar (untuk golongan pemudan yang baru disidi), Bina Kepemimpinan (untuk pemuda yang dianggap berpotensi menjadi pengurus), Bina Pengurus (biasanya 2 tahap), Bina Pelatihan Fasilitator, dan Bina Dewasa Muda (bagi mantan golongan pemuda yang potensial untuk dijadikan presbiter). Selain itu masih ada Bina Tenaga Bina (transformasi dari Training of Trainer), dan Aksi Bakti Sosial dan Pemberdayaan (ABSP).

Dari 5 tahapan pembinaan pemuda tersebut di atas, 4 tahapan sudah kujalani, ditambah dengan Bina Tenaga Bina. Untuk yang Bina Dasar kuikuti di tingkat Mupel Kaltim I, selainnya kuikuti di tingkat regional dan nasional (sinodal). Tahun 2009, aku mendapatkan tugas untuk mengikuti Bina Tenaga Bina di Griya Sekesalam Bandung bersama Putri Ndoen (Sekretaris GP). Pada tahun 2011 aku mengikuti kegiatan Bina Pengurus Tahap II di Shekinah Village Depok bersama Gloria Laurens dan Michael Lumban Batu. Di mana kedua orang tersebut adalah bibit yang masuk dalam program pribadiku untuk dijadikan pemegang tongkat estafet di GP Syaloom. Dan pada tahun 2012 aku mendapatkan kesempatan untuk mencicipi Bina Pelatihan Fasilitator di BITDEC Bali. Aku pun pernah mengikuti ABSP di Marangkayu dan Bengalon.

Aku pun pernah diberikan kesempatan oleh teman-teman se-Mupel Kaltim I untuk menjadi Ketua Panitia dalam kegiatan Bina Kepemimpinan yang pada saat itu Balikpapan sebagai tempat pelaksanaan, kegiatan ini merupakan kegiatan sinodal, sekaligus perayaan HUT Pelkat GP yang ke-61. Tapi sayangnya, dengan berat hati dan malu, aku harus lepaskan tanggungjawab itu karena di saat bersamaan aku mendapatkan surat perintah dinas dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kaltim untuk melaksanakannya di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Nunukan. Tanggungjawab itu pun diterima oleh kawan Romy dari GPIB Immanuel Balikpapan. Dan memang, sekira 6-7 bulan sebelum waktu kegiatan, aku sudah mulai berkampanye kecil-kecilan agar terpilih sebagai Ketua Panitia. Ketika hendak kunikmati hasilnya, harus kulepas dari tanganku karena dinas. Malu yang berasal dari diri sendiri pun hadir dengan sendirinya, terlepas dari pandangan yang sama dari orang lain.

Di wajan ini, tanggungjawab yang timbul selalu meningkat. Ketika masa bakti kepengurusan akan habis di 2012, aku berhasrat untuk meraih posisi Koordinator Wilayah (Korwil) Mupel Kaltim I. Karena aku mengkritisi posisi Korwil sebelumnya, dan sebagai konsekuensi logis dari itu aku harus menunjukkan komposisi ideal dari yang kukritisi. Tidak seperti yang terjadi pada umumnya, kritik namun enggan menjadi contoh. Syarat utamanya harus menjadi pengurus di jemaatnya. Namun di saat pemilihan pengurus, aku mengundurkan diri sebagai calon Ketua. Karena pandangan berkeluarga yang menjepitku untuk memilih itu. Memang inkonsisten untuk hal yang satu ini, aku pun sudah menerima hukuman moril dari itu.

Sekian banyak materi, ilmu pengetahuan, pengalaman, dan semangat yang kudapatkan di dalam wajan GPIB. Namun diri ini tentunya mempunyai beban moral untuk memberikan kembali ke penerus berikutnya. Tidak sabar rasanya untuk menyebarkan semua yang telah kuperoleh, tapi masih terselimuti dalam diamku.

Sebelumnya, aku pernah diberi kepercayaan sebagai kakak layan Persekutuan Teruna (PT) di GPIB Syaloom, baru sekali waktu saja. Kemudian, semasa menjadi pengurus, sudah berkali-kali menjadi pelayan firman dalam ibadah rutin Gerakan Pemuda. Tetap saja, hal tersebut belum menyentuh titik kepuasan. Karena masih banyak materi yang telah diberikan GPIB kepadaku yang belum "kukembalikan" kepada generasi penerus, dan menghasilkan gerakan yang lebih militan daripada yang kulihat hingga saat ini. Agar penyaluran tidak terhambat, kuberikan beberapa pemikiranku tentang pemuda dalam sebuah tulisan di buletin keluaran Mupel Kaltim I, berharap dapat menginspirasi. Penyaluran itu kuberikan sambil menantikan waktu atau kesempatan di mana aku dapat berdiskusi secara langsung, karena diskusi interaktif lebih memuaskan daripada sekadar tulisan.

Itulah kisah singkatku di wajan GPIB. Tidak terlalu mendetail ke aktivitas mendalam, karena secara garis besar hampir sama dengan aktivitas-aktivitas berorganisasi di wajan-wajan lainnya. Setidaknya sudah tergambar tentang apa yang berhasil kulakukan, apa yang gagal kucapai, dan apa yang kusia-siakan. Bagian detail tidak kuceritakan agar tali komunikasi antara saya dengan pembaca semakin intim oleh karena rasa penasaran pembaca (jika kena), yang kemudian kita bisa lanjutkan ke dalam ruang komunikasi tersendiri. Hehe..










Balikpapan, 1 Juni 2014
19.16 PM
Kampusku yang masih kumuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar