Running Text

Kalau ada orang yang bilang "jujur saya katakan" atau "kalau boleh jujur", maka kemungkinan besar orang itu terbiasa dengan ketidakjujuran (pembohong)

Tentang Aku

Nama lengkap pemberian orang tuaku adalah Mangara Maitlando Gultom. Namun di saat aku mengenyam pendidikan di SD, aku ganti nama itu menjadi Mangara Maidlando Gultom, dan itu yang resmi jadinya. Hehe..

Kedua opungku (yang kakek) merupakan pensiunan TNI. Tidak heran kalau rumah kedua orang tuaku kala remaja berhadap-hadapan di asrama TNI di dekat SMA Medan Putri, jalan Gaharu. Bapakku bermarga Gultom, mamaku boru Purba. Aku Gultom "Huta Pea" nomor 18, tergolong muda di keturunan batak.

Dari kecil, aku dikenal sebagai anak yang cepat tanggap, cepat mengerti, mudah memahami, ya seperti itu lah kira-kira. Namun aku terlalu mudah menganggap enteng atau meremehkan apa yang ku dapat atau ku miliki. Oleh karena itu, meskipun aku cepat/mudah memahami, aku sering lambat dalam mengeksplor. Dan itu pun berimbas ke nilai-nilai di sekolah, selalu pas-pasan. Di saat ujian aku kebingungan, di saat selesai ujian baru aku ingat kembali tentang materi yang harus kujawab.

Lambatku tidak hanya di situ saja, berlanjut hingga sekarang. Umur 24 tahun baru kuliah, sudah 6 tahun kuliah pun belum lulus. Umur 28 kekasihku merapat ke pelukan. Bekerja di umur 25 tahun. Sekarang aja di umur 30 masih belum menikah, cuma sebatas hampir, tak ada yang bisa dibanggakan dari itu. Sampai sekarang pun aku tidak punya apapun yang bisa dijadikan pegangan sebagai seorang pria dewasa, hanya ilmu pengetahuan dan kengototanku mempertahankan apa yang kuyakini, meskipun banyak yang menentangku.

Yang ada sekarang, aku cuma mempertahankan mimpi dan keyakinanku. Ada beberapa targetan yang sengaja ku kumpulkan sebanyak-banyaknya. Masalah tercapai atau tidak, setidak-tidaknya aku punya mimpi dan harapan untuk berjuang hidup, tidak hanya sekadar hidup dan menjalani apa adanya. Beberapa mimpiku adalah memperoleh kartu beracara Peradi, dikukuhkan sebagai doktor ilmu hukum, dilantik sebagai pejabat (Walikota, Gubernur, Menteri, Presiden, apapun itu yang mempunyai kuasa kebijakan dan keputusan), dikontrak sebagai konsultan hukum, diklaim sebagai ahli/pakar hukum tata negara, dan menikah dengan sedikit biaya (resepsi di rumah, tanpa band atau elekton, masakan mamaku).

Saat ini, aku masih beraktivitas di sekitar kampusku tercinta, Universitas Balikpapan. Mencoba sedikit terlibat di beberapa kontestasi peradaban kota Balikpapan dan Kalimantan  Timur. Meskipun banyak yang menganggapku sumir, tapi aku yakin suatu saat mereka akan tercerahkan. Galileo Galilei aja sempat dibilang gila karena mengatakan bahwa bumi itu bulat, dan yang mengatakan gila pun menjadi "gila" setelah mengetahui bahwa bumi itu benar-benar bulat.

Aku punya kriteria perempuan yang layak bagiku untuk bersanding denganku dalam menghabiskan sisa hidup ini. Harus mampu mengangkatku ketika aku terjatuh, tidak terlalu berharap kepadaku mengenai ekonomi, mampu menamparku di saat aku kosong, bisa tackling di saat aku terlalu cepat berlari. Anda berminat??

Beberapa moto yang ku pegang:
-memento mori (ingatlah karena kau pasti akan mati)
-mors hera hora incerta (kematian adalah hal yang pasti, tapi tak tahu kapan)
-nil sitis nisi optimum (tidak ada tempat yang baik selain tempat pertama)
-parlate di me parlatene anche male, ma parlate di me (berbicara tentang saya sama dengan berbicara tentang keburukan, maka bicarakanlah saya)

2 komentar:

  1. jadi bpk sudha nikah atau belum ni pak? bahasa bpk terlalu tinggi hehe, salam sukses www.suksesku-berkah.blogspot.com pin bb 29F1DE94

    BalasHapus
  2. belum, ibu berminat untuk membuka diri? hehe

    BalasHapus